Senin, 09 Maret 2009

ASUHAN KEPERAWATAN EKLAMPSI

Pengertian Eklampsia
Eklampsia adalah terjadinya konvulsi atau koma pada pasien disertai tanda dan gejala pre-eklampsia. Konvulsi atau koma dapat muncul tanda didahului gangguan neorologis (Bobak : maternity and womens health care,1997).
Istilah eklampsia berasal dari bahasa yunani, berarti “halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah –olah gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului tanda – tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa eklampsia pada umumnya timbul pada wanita hamil atau dalam nifas, dengan tanda – tanda pre-eklampsia. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejang yang diikuti oleh koma (Prof.dr. Hanifa Wiknjosastro,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Ilmu Kebidanan 2002)

Etiologi
Penyebab komplikasi kehamilan tidak diketahui dengan jelas sehingga disebut sebagai penyakit teoritis. Sebagai faktor yang dapat meningkatkan kejadiannya adalah kehamilan pertama kali (primigravida) kejadianya lebih tinggi, kejadianya akan makin tinggi pada penyakit ibu yang menyertai hamil (penyakit ginjal, penyakit tekanan darah tinggi).

Pembagian
1.Eklampsia Gravidarum (eklampsia antepartum).
2.Eklampsia Parturientum (eklampsia Intrapartum)
3.Eklampsia Puerperium (Eklampsia Postpartum)

Tanda dan Gejala
Konvulsi eklampsia dibagi empat tingkat yaitu :
1.Tingkat awal atau aura
2.Tingkat kejang tonik
3.Tingkat kejang klonik
4.Tingkat koma

Penatalaksanaan
a.Sedasi untuk mencegah kejang selanjutnya.
b.Menawarkan haemokonsentrasi dan memperbaiki diurese dengan pemberian glucose 5 % - 10%.
c.mengusahakan agar oksigen cukup dengan mempertahankan kebebasan jalan nafas.

Diagnosa Keperawatan
-Kekurangan volume cairan b/d kehilangan protein plasma ditandai dengan pembentukan edema, penambahan berat badan tiba- tiba, hemokonsentrasi, mual, muntah, nyeri efigastrik, sakit kepala, perubahan penglihatan, penurunan pengeluaran urine.
-Penurunan curah jantung b/d penurunan alir balik vena ditandai dengan variasi tekanan darah/hasil hemodinamik edema,sesak nafas, perubahan status mental.
-Perubahan perfusi jaringan uteroplasenta b/d hypoplemia ibu ditandai dengan retardasi pertumbuhan intrauterus, perubahan aktifitas janin/ frekuensi jantung, kelahiran premature, kematian janin.
-Resiko tinggi cedera ibu b/d edema /hypoksia jaringan.